23 October 2008

Kloning Manusia - Realita Yang Hadir di Depan Mata

Agak insomnia sedikit tadi malam. Saluran BBC Knowledge yang mengulas tentang kloning manusia aku lahap sampai jam dua dini hari. Kalau nggak salah judulnya “ How to Build A Human”. Hmm ... ternyata perkembangan bioteknologi yang akan mengubah sendi kehidupan kita sudah ada di depan mata. Cerita science fiction seperti dalam film “The Island” sebentar lagi jadi realita.

Dari film dokumenter itu tergambar jelas proses kloning manusia. Sel telur dari seorang wanita diambil dan dibuang intinya (nukleus), lalu tempatnya digantikan oleh inti dari sel seorang pria. Seperti kita ketahui bahwa dalam inti sel manusia terdapat kromosom yang mengandung rantai DNA yang sangat terkenal itu. Dalam DNA inilah tersimpan semua informasi genetik seseorang.

Karena pada proses di atas tidak ada percampuran antara sel telur dan sperma, maka yang terkandung dalam sel telur tersebut adalah kode genetis sepenuhnya dari pria tersebut. Langkah penting dalam proses kloning ini adalah menstimulasi sel telur tersebut sehingga ia merasa seperti dibuahi , lalu ia akan menduplikasi diri menjadi beberapa sel. Sel sel yang menduplikasi ini kemudian berkembang menjadi embrio yang nantinya akan tumbuh menjadi manusia yang sama dan sebangun dengan “saudara klon” tuanya.

Nah pada proses stimulasi inilah yang banyak gagalnya dan menjadi kendala dalam riset kloning tersebut. Sel telur yang telah distimulasi disimpan dalam storage, lalu diamati esok harinya. Tak jarang ditemukan bahwa sel telur masih tetap satu dan proses kloningpun dianggap gagal. Dokter riset kloning harus terbiasa dengan kondisi seperti ini dan memulainya risetnya lagi dari awal.

Sebenarnya yang diperlukan dari proses kloning ini adalah jaringan sel batang (stem cell). Sel batang terbentuk ketika sel telur yang berhasil distimulasi dan memecah diri menjadi sekitar lima puluhan sel. Sel batang inilah cikal bakal dari organ pembentuk tubuh manusia. Ia bisa tumbuh menjadi apa saja yang ada pada tubuh manusia: otak, jantung, ginjal, tulang belakang, dsb. Dengan mengembangkan jaringan sel batang ini maka sel manusia yang rusak dan menyebabkan penyakit dapat diganti dengan spare organ dari jaringan sel batang tadi.

Masalahnya terletak pada etika moral dan agama. Embrio adalah cikal kehidupan. Apa kah dengan menghentikan pertumbuhan embrio itu kita sebagai umat manusia telah melangkah terlalu jauh mengambil porsi Tuhan dalam menentukan hidup tidaknya suatu makhluk? Bagaimana tanggapan Anda. Silakan sharing pandangan anda.

NB: Mohon maaf jika ada kekeliruan dalam tulisan di atas.

No comments: