
Perkenalanku dengan kata tersebut, dimulai ketika aku ditugaskan ke NTT. Waktu itu aku masih bertugas di Sumbawa Besar, NTB. Karena kedua provinsi tersebut saling bertetangga, dan jaman dahulu keduanya termasuk dalam gugusan pulau propinsi nusa penida, maka aku ingin memulai kepindahanku ke Kupang melewati jalan darat menggunakan sedan pribadiku, menempuh rute trans Flores. Lalu dari Larantuka, Flores Timur, aku akan menyebrang ke Pulau Timor.
Bukan perjalanan mudah ternyata. Bisa dikatakan perjalanan tersebut seperti perlombaan mobil off road, dan entah berapa kali chasis bawah mobilku menghantam jalan yang berlobang dan bergelombang. Dimulai saat perjalanan 8 jam meyembrang selat sape melintasi pulau Komodo, aku sampai di Labuhan Bajo, sebuah kota wisata di ujung barat pulau Flores. Selanjutnya setelah berkendara kurang lebih dua jam, aku tiba di Ruteng, sebuah kota kecil yang dingin. Lalu berturut-turut aku melintasi kota Bajawa, Ende, Maumere dan terakhir, paling timur ujung pulau Flores, aku tiba di kota Larantuka. Dari sini diperlukan waktu 11 jam menggunakan Ferry untuk sampai ke Kupang.

Kembali ke laptop, eh ..maksudku ke awal tulisan ini. Ternyata Flobamora adalah suatu akronim. Singkatan dari Flores, Sumba, Timor serta Alor. Empat pulau utama di NTT. Selain empat pulau itu, ada pula pulau kecil lainnya seperti pulau Rote, Sabu, Solor, Lomblen, dan lain-lain. Nama Flobamora juga digunakan untuk nama sebuah mall satu-satunya di Kupang.
1 comment:
sempat ke timor tidak?
Post a Comment